KOTA BEKASI - Sampah organik (dedaunan) ternyata
dapat dikelola menjadi pupuk kompos. Dikelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatiasih
sampah organik yang ada di sekitar kelurahan dimanfaatkan menjadi pupuk.
"Sampah dedaunan yang ada dihalaman
kelurahan dikumpulkan kemudian dicacah untuk bahan baku pupuk,"jelas Lurah
Jatimekar, Ferdinan pada wartawan.
Menurutnya pembuatan kompos padat tersebut memakai bahan EBdec untuk pendauran sampah organik. Bahan bahan yang disiapkan untuk membuatnya diantaranya 1000 kg sampah organik yang sudah dicacah mesin komposting, pupuk dicampur EB dec 5 Kg, dedak halus 100 kg, kotoran kering hewan 300 kg, bahan organik sekam padi, jerami, daun dan air secukupnya.
Cara pembuatannya lanjut Ferdi, bahan baku sampah organik diaduk secara merata, siapkan hamparan terpal dan ditabur kapur dolomi dan EB-dec.
Tumpukan bahan baku diatas taburan Dolomi dan EB-dec setinggi 15 cm dilapisi dengan dolomik dan EB-dec. Demikian seterusnya diaduk ulang sampai ketinggian 1-2meter
Setelah itu tutup rapat rapat terpal dan jaga kelembabpan bahan hingga 60 persen melalui penyemprotan air bila diperlukan.
"Selama 22 hari kompos siap dipakai,"tandasnya.
Kata Ferdi, pupuk kompos padat yang sudah jadi dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman kebun sayur mayur yang ada dihalaman belakang kantor Kelurahan, seperti kangkung, bayam, kencur dan lainnya.
"Selebihnya pupuk itu juga digunakan untuk menyuburkan tanaman kembang yang ada dihalaman kantor,"paparnya.
Irin Wahyudi, Linmas Jatimekar menyambut positif keberadaan rumah kompos dihalaman belakang kantor Kelurahan. Setidaknya sampah organik, anorganik dan B3 dikelola, tidak dibiarkan begitu saja.
Dengan mesin komposting yang ada sampah dikelola hingga menjadi pupuk.
"Manfaatnya cukup banyak, tanaman yang ada disekitar kantor tidak perlu lagi diberipupuk dari luaran,"katanya. (Yat)
Menurutnya pembuatan kompos padat tersebut memakai bahan EBdec untuk pendauran sampah organik. Bahan bahan yang disiapkan untuk membuatnya diantaranya 1000 kg sampah organik yang sudah dicacah mesin komposting, pupuk dicampur EB dec 5 Kg, dedak halus 100 kg, kotoran kering hewan 300 kg, bahan organik sekam padi, jerami, daun dan air secukupnya.
Cara pembuatannya lanjut Ferdi, bahan baku sampah organik diaduk secara merata, siapkan hamparan terpal dan ditabur kapur dolomi dan EB-dec.
Tumpukan bahan baku diatas taburan Dolomi dan EB-dec setinggi 15 cm dilapisi dengan dolomik dan EB-dec. Demikian seterusnya diaduk ulang sampai ketinggian 1-2meter
Setelah itu tutup rapat rapat terpal dan jaga kelembabpan bahan hingga 60 persen melalui penyemprotan air bila diperlukan.
"Selama 22 hari kompos siap dipakai,"tandasnya.
Kata Ferdi, pupuk kompos padat yang sudah jadi dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman kebun sayur mayur yang ada dihalaman belakang kantor Kelurahan, seperti kangkung, bayam, kencur dan lainnya.
"Selebihnya pupuk itu juga digunakan untuk menyuburkan tanaman kembang yang ada dihalaman kantor,"paparnya.
Irin Wahyudi, Linmas Jatimekar menyambut positif keberadaan rumah kompos dihalaman belakang kantor Kelurahan. Setidaknya sampah organik, anorganik dan B3 dikelola, tidak dibiarkan begitu saja.
Dengan mesin komposting yang ada sampah dikelola hingga menjadi pupuk.
"Manfaatnya cukup banyak, tanaman yang ada disekitar kantor tidak perlu lagi diberipupuk dari luaran,"katanya. (Yat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar