KOTA BEKASI - Entah Beralasan atau tidak, yang pasti setiap kedatangan
bulan Ramadhan harga Kebutuhan pokok mengalami Kenaikan.
"Itu bohong kalau ada yang mengatakan tidak ada kenaikan harga pada bulan puasa,"cetus Marno pedagang kelapa muda dikawasan Jalan Baru Kelurahan Keranji Kecamatan Bekasi Barat pada LINTAS NEWS.
Kata Marno, kalau belanja dasarnya saja sudah ada kenaikan bagaimana harga jualnya. Yang pasti juga mengalami kenaikan harga eceranya. Misalnya saja kelapa yang biasa dibeli Rp 4.500 perbutir didistributor, pada bulan puasa bisa alami kenaikan menjadi Rp 6.000 perbutir. "Dari dampak kenaikan harga dasarnya maka berefek juga pada harga ecerannya,"papar Marno.
Kalau bicara daya beli, diakui Marno memang pada bulan Ramadhan permintaan cukup tinggi. Mingkin tahun ini tidak jauh berbeda dengan kondisi tahun 2014. Yang biasa diluar bulan puasa hanya menjual 50 butir perhari, tapi pada bulan Ramadhan bisa menjual 150 butir perhari.
Diakui Marno. pada awalnya memang banyak konsumen yang kaget dengan kenaikan harga, Terutama para pelanggan yang sudah biasa membeli disini. Mereka bertanya kenapa kenaikannya begitu melonjak drastis.
"Sebenarnya saya sendiri enggan menaikan harga, tapi dikarenakan harga dasarnya sudah ada kenaikan maka ecerannyapun terpaksa dinaikan,"ucapnya.
Terpisah H Marjuki, salah satu distributor kelapa muda ketika dikonfirmasi dengan santai dia menjelaskan, tingginya daya beli kelapa pada saat Ramadhan memang kerap sekali terjadi. Kalau memang ada yang menaikan harga kelapa terlalu tinggi, mungkin dia belanja dari petani sudah mahal. Tapi untuk saya kata H Marjuki sampai sejauh belum menaikan harga itu, kendati dari petani yang biasanya perbutir Rp 3.200 sekarang ada kenaikan Rp100 menjadi Rp 3.300 perbutir.
Makanya kami tidak menaikannya dan harganya masih seperti biasa pada bulan sebelumnya yaitu untuk pengecer Rp 4.500 perbutir.
"Itu bohong kalau ada yang mengatakan tidak ada kenaikan harga pada bulan puasa,"cetus Marno pedagang kelapa muda dikawasan Jalan Baru Kelurahan Keranji Kecamatan Bekasi Barat pada LINTAS NEWS.
Kata Marno, kalau belanja dasarnya saja sudah ada kenaikan bagaimana harga jualnya. Yang pasti juga mengalami kenaikan harga eceranya. Misalnya saja kelapa yang biasa dibeli Rp 4.500 perbutir didistributor, pada bulan puasa bisa alami kenaikan menjadi Rp 6.000 perbutir. "Dari dampak kenaikan harga dasarnya maka berefek juga pada harga ecerannya,"papar Marno.
Kalau bicara daya beli, diakui Marno memang pada bulan Ramadhan permintaan cukup tinggi. Mingkin tahun ini tidak jauh berbeda dengan kondisi tahun 2014. Yang biasa diluar bulan puasa hanya menjual 50 butir perhari, tapi pada bulan Ramadhan bisa menjual 150 butir perhari.
Diakui Marno. pada awalnya memang banyak konsumen yang kaget dengan kenaikan harga, Terutama para pelanggan yang sudah biasa membeli disini. Mereka bertanya kenapa kenaikannya begitu melonjak drastis.
"Sebenarnya saya sendiri enggan menaikan harga, tapi dikarenakan harga dasarnya sudah ada kenaikan maka ecerannyapun terpaksa dinaikan,"ucapnya.
Terpisah H Marjuki, salah satu distributor kelapa muda ketika dikonfirmasi dengan santai dia menjelaskan, tingginya daya beli kelapa pada saat Ramadhan memang kerap sekali terjadi. Kalau memang ada yang menaikan harga kelapa terlalu tinggi, mungkin dia belanja dari petani sudah mahal. Tapi untuk saya kata H Marjuki sampai sejauh belum menaikan harga itu, kendati dari petani yang biasanya perbutir Rp 3.200 sekarang ada kenaikan Rp100 menjadi Rp 3.300 perbutir.
Makanya kami tidak menaikannya dan harganya masih seperti biasa pada bulan sebelumnya yaitu untuk pengecer Rp 4.500 perbutir.
“Tapi untuk bulan puasa besok ada kemungkinan naik kareana permintaan
meningkat,. barang sedikit "jelas H Marjuki. (yat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar